Prihatin Dengan Maraknya Sikap Negatif Siswa Terhadap Guru, Imam Subawaihin Paparkan Penyebabnya

RANA NUSANTARA.COM, MEMPAWAH – Dalam rangka memperkuat nilai-nilai moral dan etika di lingkungan pendidikan, SMA Negeri 1 Mempawah menggelar acara buka bersama dan khotmil Qur’an yang dihadiri oleh dewan guru, komite sekolah serta seluruh siswa-siswi SMA Negeri 1 Mempawah, pada Kamis 20 Maret 2025.

Menghadirkan Ustadz Imam Subawaihin—seorang dosen dan pemerhati pendidikan di Kalimantan Barat—yang memberikan tausiyah mengenai pentingnya menjaga sikap hormat siswa terhadap guru demi masa depan generasi muda.

Dalam tausiyahnya, Imam Subawaihin menyoroti perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya di kalangan remaja. Ia menegaskan bahwa pengaruh smartphone dan media sosial memiliki dampak signifikan terhadap perilaku peserta didik terhadap guru.

“Banyak siswa yang belum mampu secara bijak menyaring informasi di dunia maya untuk tujuan positif. Jika tidak dikendalikan, hal ini dapat menggerus nilai-nilai kesopanan dan penghormatan terhadap guru yang merupakan pilar utama dalam pendidikan,” ujar Imam Subawaihin.

Selain itu, Ustadz Imam juga mengingatkan tentang fenomena meningkatnya kasus siswa dan orang tua yang kurang menjaga sikap atau akhlaknya kepada guru.

“Dalam perspektif agama, kurangnya rasa hormat terhadap guru bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan keberkahan dan manfaat ilmu. Keberkahan ilmu bukan sekadar istilah religius, tetapi juga memiliki dasar psikologis yang berpengaruh pada perkembangan karakter adik-adik siswa di masa depan,” tambahnya.

Imam menekankan bahwa etika siswa terhadap guru harus mencerminkan sikap saling menghormati dan menjaga sopan santun. Berkomunikasi dengan sopan, menggunakan bahasa yang baik, dan menghargai waktu bicara guru adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam membentuk lingkungan belajar yang kondusif.

Ustadz Imam Subawaihin mengajak seluruh siswa untuk merenungkan kembali pentingnya sikap hormat dan etika terhadap guru.

“Guru adalah pembimbing dan pendidik yang memiliki peran besar dalam membentuk karakter dan masa depan siswa. Dengan menjaga adab dan etika, ilmu yang diperoleh tidak hanya bermanfaat, tetapi juga membawa keberkahan dalam kehidupan,” imbuhnya.

Imam juga menjelaskan bahwa sikap anak tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan dan teknologi, tetapi juga oleh perilaku orang dewasa di sekitar mereka, termasuk orang tua dan guru.

“Kita sebagai orang tua dan pendidik juga punya peran penting dalam mengedukasi anak melalui keteladanan. Jika kita ingin anak-anak memiliki akhlak yang baik, maka kita harus menunjukkan sikap dan perilaku yang baik pula. Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat sehari-hari,” jelasnya.

Imam Subawaihin juga mengingatkan tentang pentingnya doa dalam mendidik anak.

“Selain memberikan contoh yang baik, jangan lupa selalu menyertakan anak-anak kita dalam doa. Guru dan orang tua harus berani bangun malam sholat di sepertiga malam mohon kepada Allah agar anak-anak dan murid-murid kita tumbuh menjadi individu yang bermanfaat ketika mereka dewasa. Doa orang tua dan guru memiliki pengaruh luar biasa dalam kehidupan mereka,” pesannya.

Sebagai penutup, Imam Subawaihin mengajak semua yang hadir untuk merenungkan kembali pentingnya attitude kepada siapa saja dalam bergaul bermasyarakat khususnya kepada guru.

“Orang Tua dan Guru adalah pembimbing dan pendidik yang memiliki peran dalam membentuk karakter dan masa depan anak-anak. Dengan menjaga adab dan etika, ilmu yang diperoleh tidak hanya bermanfaat, tetapi juga membawa keberkahan dalam kehidupan,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *