Bak Ninja, Bupati Erlina Bergerak Senyap Tapi Berdampak Besar di Mempawah
RANANUSANTARACOM, MEMPAWAH – Tidak banyak suara, tapi geraknya terasa. Begitulah sebagian masyarakat menilai gaya kepemimpinan Bupati Mempawah, Erlina. Dalam senyapnya, berbagai perubahan mulai menyentuh sendi-sendi kehidupan masyarakat. Ekonomi tumbuh, layanan dasar membaik, dan langkah-langkah pembangunan terasa makin terarah.
Salah satu apresiasi datang dari Muhammad Amin, Plt. Kepala Desa Pasir di Kecamatan Mempawah Hilir. Ia menilai Bupati Erlina bekerja dengan pola yang tenang, tidak banyak bicara, tapi hasilnya mulai terlihat dan menyentuh langsung kehidupan masyarakat.
“Kami melihat bagaimana perlahan ekonomi warga mulai bergerak. Program-program Ibu Bupati terasa mengalun dengan memprioritaskan kebutuhan dasar. Seperti penyediaan air bersih yang kami sempat pesimis sebelumnya ternyata jadi barang itu,” ujar Amin.

Plt. Kepala Desa Pasir, Muhammad Amin, mengapresiasi dan menilai bahwa hasil kerja Bupati Erlina mulai dirasakan langsung oleh masyarakat Mempawah. Pada hari Senin 12 Mei 2025.
Menurut Amin, dalam waktu yang relatif singkat, sejumlah kebijakan strategis telah diluncurkan dan mulai menunjukkan hasil yang patut diapresiasi.
“Sudah ada bukti dari arah pembangunan yang terukur. Pertumbuhan ekonomi Mempawah tahun 2023 tercatat sebagai yang tertinggi di Kalimantan Barat, mencapai 5,04 persen, disertai peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi 69,41 poin,” ujarnya.
Tak hanya itu, masih menurut kades muda tersebut, Erlina juga terus memperkuat sinergi dengan korporasi untuk mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan membuka peluang pelatihan serta pemberdayaan tenaga kerja lokal.
“Strategi-strategi seperti penanganan inflasi hingga upaya menekan angka kemiskinan ekstrim, meski terdengar sederhana ini sangat mendesak bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah,” paparnya.
Ia juga menyoroti beberapa hal yang menjadi perhatian warga di desa, seperti bagaimana pemerintah kabupaten mulai serius mendorong warga mengelola lahan tak terpakai agar jadi produktif. Menurutnya, ini bukan hanya soal ketahanan pangan, tapi juga membangun kemandirian desa.
“Lalu soal akses kesehatan, kami tahu makin banyak warga yang sudah terdaftar JKN-KIS, sebanyak 312.000 jiwa mendekati target Universal Health Coverage (UHC) secara menyeluruh. Buat kami yang di desa, itu sangat membantu. Dulu banyak warga bingung kalau tiba-tiba butuh berobat, sekarang sudah lebih tenang apalagi RSUD sudah dibangun megah dan pelayananya semakin hari semakin baik,” tambahnya.
Namun, Amin juga menyampaikan satu harapan ke depan. Ia percaya bahwa pembangunan juga menyentuh hal-hal yang lain yang dekat dengan kehidupan sehari-hari warga terutama di desanya.
“Kami berharap perhatian juga diarahkan ke infrastruktur yang dampaknya besar. Misalnya di Desa Pasir, jalur pembuangan air menuju laut itu sangat penting. Kalau tidak dibuka, setiap ada kiriman debit air dari hulu kami harus siap-siap dengan genangan air yang akan merusak jalan. Padahal itu bisa dicegah kalau aliran airnya lancar,” katanya.
Menurutnya, drainase yang baik bukan hanya soal kenyamanan, tapi soal daya tahan infrastruktur dan keberlangsungan aktivitas ekonomi warga. Ia menutup komentarnya dengan harapan agar pola kerja yang sudah baik ini terus dijaga, dan diperluas hingga menjangkau hingga ke pelosok desa.
“Bu Erlina sudah membawa arah baru. Sekarang tinggal dijaga konsistensinya dan terus buka ruang dialog. Karena ketika pemimpin mau mendengar, masyarakat akan semakin percaya dan siap bergerak bersama,” pungkasnya.